Akun (account)
Kita telah mengetahui
prinsip-prinsip pencatatan suatu transaksi sampai proses pembuatan laporan
keuangan sederhana pada postingan dasar-dasar akutansi. Bila
diperhatikan, maka proses pencatatan seperti di dasar-dasar akutansi tersebut tidak praktis
jika jenis aktiva, utang dan modal bertambah banyak, begitu pula jika transaksi
sehari-hari sudah demikian beragam jenis dan jumlahnya.
Oleh karena itu pada
bagian ini kita akan membahas suatu konsep baru yaitu tentang akun/ pos/
rekening (Account). Akun adalah semacam
tabel yang memperlihatkan perubahan
pada setiap jenis aktiva, utang dan modal.
Dalam ilmu
akuntansi dikenal 5 golongan akun yaitu:
- Aktiva
- Utang
- Modal
- Pendapatan
- Biaya
Beberapa contoh akun dan
sistem penomorannya dapat diperlihatkan di bawah ini:
Nomor
|
Nama Akun
|
Nomor
|
Nama Akun
|
1
|
Aktiva
|
4
|
Pendapatan
|
11
|
Kas
|
41
|
Penjualan
|
12
|
Piutang Dagang
|
5
|
Biaya
|
13
|
Perlengkapan
|
51
|
Biaya Gaji
|
17
|
Tanah
|
52
|
Biaya Sewa
|
18
|
Bangunan
|
53
|
Biaya Listrik
|
2
|
Utang
|
54
|
Biaya Telepon
|
21
|
Utang Dagang
|
59
|
Biaya Lain-lain
|
22
|
Pinjaman Jangka
Panjang
|
||
3
|
Modal
|
||
31
|
Modal Tn X
|
Bagan
akun (chart of account)
Bagan akun adalah daftar
semua akun yang digunakan oleh suatu perusahaan beserta sistem penomorannya
(seperti pada tabel di halaman 1). Perusahaan dapat membuat sendiri sistem
penomorannya. Umumnya akun berjenis aktiva diberi nomor awalan “1”, utang
berawalan angka “2”, modal berawalan nomor “3”, pendapatan berawalan angka “4”,
dan biaya berawalan angka “5”.
Bagan akun merupakan
“jantung” dari proses akuntansi.
Saldo
Normal
Akun pada dasarnya
digunakan untuk mencatat setiap perubahan (naik/ turun) karena adanya
transaksi, sehingga pada akhir periode (misalnya akhir bulan) kita dapat dengan
mudah menghitung saldo akhir masing-masing akun. Setiap akun memiliki
karakteristik khusus yang telah ditetapkan, yaitu yang disebut saldo normal.
Setiap akun memiliki 2 sisi, yaitu sisi sebelah kiri (debit), dan sisi sebelah kanan (kredit). Bentuk
akun yang paling sederhana adalah akun bentuk “T”, seperti diperlihatkan di
bawah ini:
Akun: Kas
Sisi kiri/ debit
|
Sisi kanan/ kredit
|
Saldo normal adalah
aturan penempatan saldo bagi setiap akun, jadi ada akun yang saldonya
ditempatkan pada sisi debit, dan juga ada akun yang saldonya ditempatkan pada
posisi kredit.
Aturan saldo normal untuk
5 golongan akun adalah sebagai berikut:
Golongan
Akun
|
Posisi
saldo (saldo normal)
|
Aktiva
|
Debit
|
Utang
|
Kredit
|
Modal
|
Kredit
|
Pendapatan
|
Kredit
|
Biaya
|
Debit
|
Contoh penerapan saldo
normal
Misalnya sebuah
perusahaan memiliki saldo akun pada tanggal 1 Jan 03 sebagai berikut:
Kas
|
Rp. 6.000.000
|
Piutang Dagang
|
Rp. 3.000.000
|
Utang Dagang
|
2.000.000
|
Modal, Tn, X
|
Rp. 8.000.000
|
Penjualan
|
Rp 2.000.000
|
Biaya Gaji
|
Rp. 3.000.000
|
Saldo-saldo tersebut akan
ditempatkan pada masing-masing akun berdasarkan aturan saldo normal sebagai
berikut:
Kas
|
Piutang Dagang
|
|||
6.000.000
|
3.000.000
|
|||
+
|
-
|
+
|
-
|
|
Utang Dagang
|
Modal, Tn. X
|
|||
2.000.000
|
8.000.000
|
|||
-
|
+
|
-
|
+
|
|
Penjualan
|
Biaya Gaji
|
|||
2.000.000
|
3.000.000
|
|||
-
|
+
|
+
|
-
|
Perhatikanlah
bahwa jika saldo setiap akun dijumlah, maka total Debit harus sama dengan total
kredit.
Tanda plus (+) dan minus
(-) menunjukkan aturan penambahan/ pengurangan pada setiap akun. Misalnya jika
adalah penambahan kas sebesar Rp. 100.000, maka angka tsb. harus ditempatkan
pada sisi sebelah debit. Sedangkan jika adalah penambahan modal Sebesar Rp.
100.000, maka angka tsb. harus ditempatkan pada sebelah kredit.
Bentuk akun “T” di atas
hanya dapat digunakan untuk mencatat sejumlah kecil transaksi, untuk suatu perusahaan nyata
biasanya bentuk akunnnya menjadi empat kolom seperti tabel berikut ini:
Nama Akun: Kas Nomor:
1101
Tgl.
|
Uraian
|
Post.
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
Saldo
|
||
Debit
|
Kredit
|
||||||
1
|
Jan
|
Saldo awal
|
10.000
|
||||
2
|
10.000
|
20.000
|
|||||
3
|
5.000
|
15.000
|
Siklus
Akuntansi
Proses akuntansi
merupakan suatu siklus yang hanya berakhir jika perusahaan berhenti menjalankan
operasinya. Siklus akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut:
Transaksi
Transaksi adalah semua
kejadian yang memberi pengaruh pada posisi aktiva, utang, dan modal. Transaksi
inilah yang akan dicatat, kemudian diringkas menjadi laporan keuangan pada
setiap akhir periode
Dokumen
Yaitu bukti terjadinya
transaksi sebagai dasar pencatatan selanjutnya. Misalnya jika ada transaksi penjualan,
maka perusahaan umumnya menerbitkan bon/ faktur penjualan. Setiap transaksi
umumnya memiliki nama dokumennya masing-masing sesuai kebiasaan di tiap perusahaan.
Jurnal
Jurnal adalah suatu buku
yang berisi ringkasan transaksi berupa nama-nama akun yang terpengaruh oleh
suatu transaksi. Ringkasan ini disebut ayat jurnal (journal entries). Jadi
jurnal adalah buku yang berisi kumpulan ayat jurnal. Ayat jurnal harus dibuat berpasangan (ada sisi
debit dan sisi kredit), dan sebuah ayat jurnal minimal mengandung 2 akun.
Langkah-langkah pembuatan
ayat jurnal
- Analisis akun apa saja yang dpengaruhi oleh suatu transaksi
- Tentukan perubahan di tiap akun tsb. akan terjadi penambahan dan pengurangan
- Buatlah ayat jurnal sebelah debit/ kredit berdasarkan analisis 1 dan 2 dengan berpedoman pada aturan saldo normal dan aturan penambahan/ pengurangan akun
Contoh:
Pada tanggal 2 Januari
2003 telah terjadi penjualan tunai sebesar Rp. 100.000, maka langkah-langkah
pembuatan ayat jurnalnya sebagai berikut:
- Akun yang berubah adalan akun penjualan dan akun kas (uang tunai)
- Perubahan akun: penjualan naik, kas naik
- Ayat jurnal yang dibuat:
Debit (Dr) Kas Rp. 100.000
Kredit (Kr) Penjualan Rp.
100.000
Perhatikan
sebuah ayat jurnal pasti memiliki sisi debit dan kredit, dan total debit=total
kredit.
Contoh buku jurnal:
JURNAL
Tgl.
|
Uraian
|
Posting
Referrence
|
Debit
|
Kredit
|
|
1
|
Jan
|
Kas
|
100.000
|
||
Penjualan
|
100.000
|
||||
Buku
Besar
Setelah tiap transaksi
dicatat dalam jurnal, kemudian tiap ayat jurnal akan dipindahkan ke dalam
masing-masing akun. Proses pemindahan ayat jurnal ke masing-masing akun ini
disebut proses Posting. Jadi
jika menggunakan contoh jurnal di atas maka akan proses posting akan dilakukan
2 kali, yaitu untuk akun kas dan untuk akun penjualan. Jadi sebenarnya buku
besar akan kumpulan catatan tiap akun.
Ilustrasi siklus
akuntansi
Berikut ini adalah
diagram yang mengilustrasikan siklus akuntansi, jika dimisalkan ada sebuah
transaksi penjualan tunai sebesar Rp. 100.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar